Persaingan memang berat, namun memang kenyataannya demikian. Jika melihat berita terbaru bahwa Tokopedia di bulan Agustus 2017 kemarin mendapat suntikan dana segar senilai 14,7 triliun rupiah dari Alibaba.

Setara.net – Jika kita menengok sepuluh tahun ke belakang, teknologi di Indonesia belum semaju seperti sekarang. Dunia digital masih asing di negara Indonesia. Internet sudah ada, akan tetapi penggunanya masih sedikit dan mayoritas yang menggunakan adalah masyarakat kelas menengah ke atas.

Di era itu, handphone seperti Nokia masih merajai pasar di Indonesia. Namun kondisi seperti itu tidak berlangsung lama, karena setelah kehadiran handphone Nokia, ponsel-ponsel dari berbagai merk dan jenis yang lebih canggih terus bermunculan menyerbu pasar Indonesia.

Dengan hal itu, banyak pula usaha-usaha online yang didirikan, baik secara individu maupun di bawah bendera perusahaan. Meskipun demikian, di tahun-tahun itu, masyarakat Indonesia masih memandang sebelah mata mengenai bisnis atau toko online.

Di tahun itu banyak pula usaha online yang tidak bisa bertahan lama karena pandangan negatif terhadap bisnis ini. Misalnya Tokopedia di awal kemunculannya, sangat berat untuk mendapatkan pelanggan. Pikiran orang kala itu mengenai toko online adalah “menipu”. Memang, transaksi online pada tahun-tahun awal kemunculan Tokopedia (2009) masih sedikit yang melakukan transaksi online. Jika transaksi online sekalipun, mereka memakai metode Cash on Delivery (COD), atau bertemu langsung antara penjual dengan pembeli.

Munculnya Marketplace di Indonesia

Sebelum muncul Tokopedia, sebenarnya sudah ada marketlace di Indonesia, yaitu Tokobagus (OLX Indonesia). Namun saat itu Tokobagus hanya melayani transaksi penjual dan pembeli yang menjual barang bekas. Tokobagus muncul di tahun 2005, di tahun 2014 Tokobagus merger dengan Berniaga, dan berganti nama menjadi OLX Indonesia.

Di awal kemunculannya, usaha yang didirikan oleh Arnold Sebastian ini pengunjungnya masih puluhan ribu perbulan. Seiring berkembangnya teknologi, pengunjung dari hari ke hari terus melonjak.

Setelah kemunculan Tokobagus, toko-toko online serupa banyak yang lahir. Di tahun 2009 ada Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Setahun kemudian, terdapat Bukalapak yang didirikan oleh Ahmad Zacky. Selain itu, terdapat pula marketplace dari luar Indonesia seperti Lazada, Zalora dan lain sebagainya.

Marketplace Terpopuler di Twitter

Sebuah startup yang berpusat di Jakarta bernama GRDILab.com telah mengamati media sosial khususnya Twitter Indonesia pada periode 28 Juni hingga 04 Juli 2017 mengenai percakapan marketplace. Hasilnya menunjukkan bahwa Bukalapak adalah marketplace yang paling banyak dibicarakan oleh netizen hingga 21.843 postingan dari 3.187 kontributor.

Selanjutnya terdapat marketplace besutan William Tanuwijaya dengan jumlah postingan sebanyak 7.246 post dari 2.047 kontributor. Posisi ke empat diduduki oleh Lazada yang mendapatkan percakapan di twitter sebanyak 2.250 post dari 1.030 kontributor. Lalu ada MatahariMall yang mendapatkan percakapan sebanyak 665 postingan dari 193 kontributor dan di posisi paling buncit didapatkan oleh Elevenia yang hanya dibicarakan oleh netizen sebanyak 660 postingan dari 169 kontributor.

Marketplace Indonesia Paling Banyak Dibicarakan di Twitter
Marketplace Indonesia Paling Banyak Dibicarakan di Twitter

Persaingan antar Marketplace di Indonesia

Jika melihat persaingan antar marketplace di Indonesia, kita sudah bisa menduga siapa saja pemainnya. Saat ini, terdapat dua pemain raksasa marketplace dari Indonesia, yakni Tokopedia dan Bukalapak. Keduanya terus gencar melakukan strategi untuk mendapatkan konsumen. Persaingan ini dari tahun ke tahun sangat sengit.

Berbagai promosi terus mereka buat agar menjadi yang terdepan. Selain itu rasanya tak ada lagi yang bisa menandingi kemampuan dua marketplace ini. Hingga Minggu, 17 September 2017, kami mencoba untuk melihat peringkat alexa website dari keduanya. Alhasil, Tokopedia masih unggul dengan peringkat 6 Indonesia, sedangkan Bukalapak membuntuti di peringkat 12 Indonesia. Persaingan antara keduanya ini terus berlangsung. Yang uniknya lagi adalah, Lazada Indonesia membayangi kedua marketplace tersebut, yaitu di peringkat 16.

Trafik untuk sebuah marketplace sangat penting, dengan banyaknya trafik yang mengakses, besar kemungkinan akan menghasilkan sebuah transaksi. Dengan adanya transaksi pundi-pundi keuntungan bisa dikantongi.

Persaingan memang berat, namun memang kenyataannya demikian. Jika melihat berita terbaru bahwa Tokopedia di bulan Agustus 2017 kemarin mendapat suntikan dana segar senilai 14,7 triliun rupiah dari Alibaba. Artinya, persaingan ini semakin seru dan menarik untuk disaksikan, dan mungkin sebentar lagi, Bukalapak juga akan mendapatkan kucuran dana segar dari ventura global.

Laporan Khusus:

Robit Mikrojul Huda