Kapan Industri Perfilman Lokal Maju Seperti Negara Lain?

Jumlah bioskop di Indonesia masih sangat kurang jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk skala nasional, bioskop sangat kurang dan belum tersebar hingga ke pelosok desa.

0
industri perfilman indonesia

Setara.net – Film adalah sebuah karya seni yang tinggi. Dari film kita bisa mendapat pengetahuan baru. Film bisa membuat penontonnya membenci sesuatu dan juga sebaliknya. Film adalah doktrin yang jitu bagi penontonnya. Misalnya, film pada masa orde baru menjadi sebuah alat “pemalsuan sejarah”. Itu telah dibuktikan dengan adanya film yang sangat melegenda bagi anak-anak usia remaja pada masa Orba. Contohnya adalah “Pengkhianatan G30S/PKI”.
Disini saya tidak akan membahas mengenai film tersebut dan hal-hal tentang film yang membuat generasi milenial saat ini pobia terhadap komunis.

***

Dari era pemerintahan Soekarno hingga Jokowi, film terus berkembang. Bioskop-bioskop baru dan modern terus bermunculan di Jakarta maupun luar Jakarta. Bioskop modern biasanya banyak berada di lokasi mall atau pusat perelanjaan.

Dengan demikian, bioskop di Indonesia dan Jakarta semakin banyak. Namun jumlah bioskop di Indonesia masih sangat kurang jika dilihat dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk skala nasional, bioskop sangat kurang dan belum tersebar hingga ke pelosok desa.

Bioskop hari ini, hanya ada di kota-kota besar Indoensia saja. Saat ini, bioskop di Indonesia jumlahnya sekitar 1000-an. Sedangkan penduduk Indonesia jumlahnya 249 juta jiwa. Artinya, sangatlah kurang untuk dibilang memadai dalam hal bioskop. Dikutip dari CNN Indonesia “Normalnya 5.000 hingga 6.000. Berarti masih kurang sekitar 4.000,” kata Presiden Jokowi, setahun silam.

Dan yang membuat tak habis pikir adalah di Jakarta bioskop film lumayan banyak. Berbanding terbalik keadaannya di luar Jakarta. Misalnya di pedesaan atau perkampungan. Mengenai hal ini, harusnya pemerintah bisa membuat program dan rencana pemerataan bioskop di daerah-daerah seluruh Indonesia.

Di Jakarta sendiri, dari mall ke mall bioskop hampir pasti ada. Warga Jakarta rasanya tak akan kesulitan untuk mencari hiburan, dalam hal ini menonton film. Kita bisa menonton film di bioskop dengan mudah. Dari harga tiket yang 5 ribuan hingga puluhan ribu sekali tonton.

Data penonton di Indonesia
Data penonton di Indonesia – Infografis Renny Wagia

Jumlah Penonton Film di Indonesia
Tahun 2016 adalah tahun yang menggembirakan bagi industri perfilman di Indonesia. Dikutip dari Viva.co.id “2016 adalah tahun yang cukup menggembirakan karena pada 24 Juli sudah mencapai 16 juta penonton dan di antaranya ada 7 film yang mencapai lebih dari 1 juta penonton,” ujar Catherine Keng, Corporate Secretray Cinema 21 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin, 25 Juni 2016.

Menariknya jumlah penonton ini hanya diisi oleh beberapa film saja. Karena juga hadirnya film-film lokal yang menggebrak perfilman Indonesia. Seperti; Ada Apa Dengan Cinta (AADC 2) dan My Stupid Boss adalah salah satu pendongkrak jumlah penonton di Indonesia.

Ditambah lagi pada bulan september kemarin hadir film Warkop DKI reborn : Jangkrik Boss Part 1 yang memecahkan rekor penonton sejak 2009 lalu. Film ini telah ditonton lebih dari 6,8 juta di seluruh bioskop Indonesia. Hal ini bisa dikatakan akan menjadi sebuah geliat baru pada industri perfilman di Indonesia ke arah positif.

Dilansir dari SaifulMujani Research & Consulting (SMRC), jumlah penonton film Indonesia mengalami pasang surut setiap tahunnya. Pada tahun 2010, jumlah penonton di Indonesia sebanyak 16,3 juta. Tahun selanjutnya 2011, jumlahnya merosot di angka 15,1 juta. Namun di tahun 2012 jumlah penontonnya naik lumayan besar, jumlahnya 18,6 juta penonton.

Film Lokal yang kalah saing
Film-film lokal untuk menembus pada layar lebar lumayan susah. Ini juga menjadi salah satu penghambat para pembuat film di Indonesia. Belum lagi, jika sudah berada pada layar lebar periodenya sebentar. Kekurangan dana dan support dari pemerintah adalah hal-hal yang menjadikan film lokal kurang hadir di layar lebar.

Akankah jumlah bioskop dan jumlah film lokal yang bermutu kian banyak pada tahun-tahun mendatang?

Robit Mikrojul Huda