Setara.net – Melihat wajahnya biasa saja, seperti wajah polos kebanyakan orang-orang yang tinggal di pedesaan. Nggak ada tindikan di hidung, piercingan atau tatoan di wajahnya. Kagak pake mohawk-mohwkan, kagak perlu gimbal-gimbalan, ya begitu aja penampilannya. Nggak ada sangar-sangarnya. Mungkin kalo beliau buka warung makan di Jakarta, terus dipalakin, dimintain jatah preman atau jatah makan, beliau akan memberi tanpa banyak cakap.

Tetapi di balik kesederhanaannya itu, dia mampu berjalan kaki sejauh 150 km hanya untuk menunjukkan sikapnya bahwa beliau menolak pabrik semen. Beliau mampu dan berani pergi ke Jakarta untuk di-cor kakinya selama 8 hari 8 malam, kepanasan kehujanan dengan niat murni hanya untuk menolak keberadaan pabrik semen agar anak cucu nanti tidak hidup sengsara.

Bagaimana rasanya kawan???! Bagaimana beratnya melakoni peran ini? Membayangkan kaki dirantai selama 24 jam saja rasanya hati ini tidak sanggup. Ini kan namanya seperti “puasa berjalan”, buka puasanya kalo pabrik semennya sudah ditutup, sungguh perjuangan yang tidak berujung batas. Karena yang dihadapi adalah pemerintah yang zholim, kenapa saya katakan zholim? Karena seharusnya ketika awal hari pertama petani Kendeng datang ke istana, pemerintah harusnya langsung merespon para petani dengan menghampiri dan menyayangi, ditegur, disapa, diajak bicara, diajak dialog untuk memecahkan solusi secara bersama-sama.

***

Ibu Patmi Petani Kendeng Meninggal dunia
Ibu Patmi bersama petani dari Pegunungan Kendeng Melakukan Aksi cor kaki di depan istana

Diterimanya para petani untuk masuk ke dalam istana pada hari kedelapan [20/03]DENGAN KEADAAN KAKI MASIH DICOR. Ini sebenarnya sudah pukulan keras bagi pemerintah, bagi penguasa. Seperti seorang Raja dengan istana megahnya didatangi oleh rakyatnya yang membawa wabah penyakit berupa “Si kaki batu atau si kaki semen”, yang mana wabah penyakit itu dibuat oleh kerajaan itu sendiri.

Wahai para pemimpin negeri ini, bangunlah dari tidur panjangmu. Negeri ini butuh orang orang baik dan berani setiap detiknya, untuk menghadapi banyaknya bandit-bandit dan kejahatan yang terorganisir dengan rapi. Senantiasa kami doakan kesehatan dan kewarasan untuk kalian para pemimpin negeri, jangan besar kepala, jangan seperti orang gila.
Selamatkan negeri ini bermakna selamatkan alam ini, jikalau kalian ingin negeri ini selamat. Mulailah dengan menyelamatkan alam ini! Ketika tipu daya datang kepadamu maka alam juga yang akan menyelamatkanmu. Cukup sudah pengorbanan ibu Patmi menjadi contoh dan pembelajaraan untuk kita semua, bahwa sesungguh-sunguhnya ALAM HANYA INGIN LESTARI.

Baca juga :

  1. Kendeng Lestari dan Tetap Tolak Pabrik Semen

 

#SaveKendeng #KendengLestari #TolakPabrikSemen

Jogoboyo
Latest posts by Jogoboyo (see all)