Tarif taksi online saat ini memang jauh lebih murah daripada taksi konvensional, baik jarak dekat (5 km) dan juga jarak jauh (20 km). Perbedaan tarif antara taksi online dan konvensional bisa berselisih dua kali lipat. 

Setara.net – Dunia ini berjalan terlalu cepat, jika Anda tak bisa mengikuti jaman maka Anda akan tertinggal jauh, jauuhh sekali. Mengikuti jaman bukan berarti Anda akan meninggalkan yang lama, namun lebih tepatnya adalah inovasi. Begitupula dengan perusahaan, apapun jasanya. Perusahaan harus bisa inovasi dan mengikuti jaman, jika tidak akan tutup.

Banyak perusahaan besar yang tutup begitupula banyak perusahaan-perusahaan kecil yang berkembang sangat signifikan. Dimulai dari perkembangan teknologi yang terus melaju cepat membuat dunia dan peradabannya mau tidak mau harus mengikutinya.

Hadirnya Taksi berbasis Online

Di Indonesia beberapa waktu lalu hadir transportasi taksi berbasis online seperti Go-car, Grab dan juga Uber. Dengan adanya mereka membuat jasa angkutan umum mendapatkan persaingan yang begitu sengit. Pasalnya adalah ketika Grab, Uber dan Gocar  muncul dengan tarif yang lebih murah dan juga memberikan banyak promo untuk menarik sebanyak-banyaknya pelanggan. Bahkan mereka sampai memberikan kepada pelanggannya gratis tanpa dikenakan biaya.

Belum lagi adanya sistem referal yang membuat para pengguna taksi online membludak. Melihat antusias masyarakat yang tertarik dengan taksi online, membuat orang berbondong-bondong ingin menjadi driver. Beberapa orang bahkan berhenti kerja dan mendaftar menjadi driver taksi online.

Persaingan Taksi Online dengan Konvensional

Sejak kehadiran Taksi online, pelanggan angkutan umum dan taksi konvensional dampaknya menurun. Tak hanya di Jakarta saja yang mendapat dampak penumpang berkurang. Namun di kota-kota yang ada taksi online akan merasakan berkurangnya pelanggan. Hal ini membuat beberapa waktu lalu di Jakarta terjadi kerusuhan. Terjadi beberapa aksi demo untuk menghentikan keberadaan taksi online.

Persaingan antar taksi online dengan konvesional terus berlanjut. Walaupun persaingan ini tak bisa dikatakan head to head, namun nyatanya di kalangan akar rumput persaingan ini nyata adanya.

Banyak pengguna yang beralih dari konvensional ke online karena berbagai macam hal. Misalnya seperti Rodhiyatum Mardhiyah, perempuan yang tinggal di Tangerang ini lebih memilih taksi online dikarenakan biayanya lebih murah dibandingkan dengan taksi konvesional. “Iya sering pake (taksi) online, lebih sering pakai Uber soalnya lebih murah” katanya sambil tertawa. Ia menggunakan taksi online biasanya untuk kondangan, ataupun bepergian ke suatu tempat yang susah dijangkau dengan angkutan umum. “Naik Uber kalau sedang bepergian dengan beberapa orang, lebih dari dua orang” ujar perempuan berusia 23 tahun ini. “Biasanya ke tempat yang sulit dijangkau angkutan umum, atau saat kondangan jika naik angkutan umum bisa beberapa kali naik turung angkot” lanjut Mardhiyah panggilan akrabnya.

Taksi konvensional vs uber vs grab
Taksi konvensional vs Uber vs Grab

Dengan banyaknya promo dan perang harga antara taksi online di Indonesia, membuat orang seperti Mardhiyah dan pengguna lainnya sangat diuntungkan. Bahkan ia pernah naik Uber tidak dikenakan biaya sepeserpun alias gratis. Karena adanya prmo besar-besaran waktu itu. Ia Selama menggunakan jasa taksi online belum pernah merasa kecewa.

Begitupula dengan Muchol Huda, pemuda berusia 24 tahun ini sering sekali menggunakan jasa taksi online untuk menunjang kegiatan dan pekerjaannya. “Kalo untuk taksi online saya sebulan bisa 5 sampai 7-an lah” ucapnya. Muchol Huda saat ini adalah wiraswasta, dengan mobilitasnya ia sangat terbantu sekali dengan adanya taksi online ini. Namun ia juga tak melupakan taksi konvensional, “Saya menggunakan taksi konvesional hanya kalo saya order taksi online gak ada yang mau angkut saya” kata Huda, pendiri website Pesandunia.com.
Muchol Huda memakai jasa taksi online juga ketika ia merasa capek membawa mobil sendiri. “Saya juga pakai jasa taksi online itu kalau badan lagi gak fit atau kelelahan” ujar Huda. Ia ketika menggunakan jasa taksi online lebih memilih Grab dibandingkan dengan Uber atau Go-Car.

Perbedaan tarif harga taksi konvensional dengan online

Dari dua orang yang saya tanyakan, mereka semuanya lebih memilih ke taksi online dibandingkan dengan konvensional. Taksi online selain identik dengan murah, juga banyaknya promo dan mudahnya memesan jasa tersebut. Huda dan Mardhiyah tentu benar adanya. Karena tahun lalu, berdasarkan studi iPrice Indonesia, telah menghitung perbandingan antara taksi konvensional dengan online. Tarif taksi online saat ini memang jauh lebih murah daripada taksi konvensional, baik jarak dekat (5 km) dan juga jarak jauh (20 km). Perbedaan tarif antara taksi online dan konvensional bisa berselisih dua kali lipat.

Riset iPrice Indonesia membandingkan antara tarif Uber, Grab dan taksi konvensional dengan jarak dekat dan juga jarak jauh. Diantara ketiganya, Uber ternyata adalah \ jasa transportasi taksi yang paling murah saat ini. Uber dengan jarak dekat (5km) adalah 20 ribu, sedangkan Grab agak mahal sedikit yaitu 25,5 Ribu, kemudian taksi konvensional bisa mencapai 62,5 ribu rupiah. Begitupula di jarak jauh (20km), Uber 31 Ribu, Grab 73 Ribu, sedangkan konvesional diangka 95 Ribu.

Perbedaan tarif Taksi konvensional dengan Taksi online
Perbedaan tarif Taksi konvensional dengan Taksi online

Dengan data tersebut, maka tidak kaget jika para pengguna jasa transportasi umum dan taksi konvensional pindah ke taksi online. Belum lagi banyaknya promo yang diadakan oleh taksi online.

Saat ini jumlah taksi berbasis online yang beroperasi di Indonesia sudah mencapai 11 ribu armada. Dengan begitu mebludaknya taksi berbasis online ini, membuat pemerintah harus mengatur dengan adil-seadilnya agar kerusuhan beberapa saat lalu tidak terjadi lagi.

Laporan Khusus :

  1. Blu-Jek, Tumbang Sebelum Berkembang
  2. Go-Jek, Lahir dan Berkembang Menjadi Contoh Startup di Indonesia
  3. Persaingan Ojek Online di Indonesia Semakin Ketat
  4. Grab, Go-Jek dan Matahari Mall, Siapa yang Mendapatkan Kucuran Dana Terbanyak?
  5. Melejitnya Pamor Taksi Online di Indonesia

 

Robit Mikrojul Huda