Di Indonesia mindset bahwa lulusan sekolah tinggi akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bergaji besar masih tertanam di masyarakat. Para orangtua ingin menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya agar kelak mudah mendapatkan kerja dan mendapat posisi yang mentereng

Setara.net – Pada tahun 2016 silam jumlah pencari kerja mencapai angka 16 juta di Indonesia. Para pelamar kerja di Indonesia jumlahnya terbanyak di Asia. Menengok banyaknya para pelamar ini, membuat satu lowongan kerja bisa dilamar oleh delapan hingga sepuluh orang. Jadi ibaratnya 1 kue menjadi rebutan 8-10 orang dalam waktu yang sama.

Hal ini terjadi juga di Ibukota, Jakarta. Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu, jumlah pengangguran di Jakarta sebanyak 6,12 persen. Hal ini meningkat dibandingkan dengan semester pertama di tahun 2016 yang berkisar 5,76 persen.

Mencari pekerjaan di Jakarta bisa dikatakan susah-susah gampang. Para pelamar harus memilki ketrampilan yang di atas rata-rata jika ingin mendapatkan pekerjaan yang cepat. Jika tidak, alhasil akan terlonta-lonta di Jakarta.

Belum lagi, para pendatang yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Jika hanya lulusan sekolah menengah atas saja dan tidak memiliki ketrampilan maka akan kalah dengan lulusan diploma dan bahkan sarjana. Saat ini para sarjana juga mengambil atau melamar pekerjaan yang dikhususkan untuk lulusan SMA sederajat.

Belum lagi tingkat pendidikan di Indonesia masih menjadi tolak ukur perusahaan. Jika Anda hanya lulus pada tingkat sekolah menengah atas dan memiliki kemampuan, maka akan kalah dengan lulusan sarjana walaupun ia belum memiliki kemampuan atau pengalaman sekalipun.

Dilema para pencari kerja

Perusahaan di Indonesia masih mengedepankan selembar ijazah dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh para kandidat. Saringan pertama adalah ijazah. Belum di tahap selanjutnya.

Sebenarnya banyak sekali lulusan SMA/SMK yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih namun terbentur oleh ijazah, ketika akan melamar pekerjaan di sebuah divisi yang menggiurkan. Alih-alih bisa wawancara di perusahaan tersebut, baru mengirimkan surat lamaran saja sudah ditolak dengan alasan tidak memenuhi kriteria.

Bedahal dengan para sarjana yang agak dimudahkan saat mencari pekerjaan. Ia akan mengandalkan sebuah kertas selembar yang bernama “ijazah”. Walaupun ia tak begitu pengalaman dan skillnya kurang, maka kans diterima oleh perusahaan lebih besar dibandingkan dengan seorang lulusan SMA/SMK yang memiliki skill dan pengalaman.

Misalnya yang terjadi pada Antoni Clianto, ia adalah bapak dari satu orang anak dengan mengantongi ijasah SMK. Dengan skill dan pengalaman ia bercerita tidak bisa naik jabatan dikarenakan selembar kertas ijazah. “Di perusahaan saya yang saat ini sudah ISO 20000 menjadi penghalang saya untuk naik jabatan hanya karena lulusan SMK” ungkapnya sambil terkekeh. “Padahal setiap tahun selalu menjadi 3 besar karyawan teladan” lanjut Toni, sapaan akrabnya. Toni bekerja di sebuah perusahaan IT Solution di daerah Jakarta Pusat sudah lebih dari tiga tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dimana harga susu yang mahal, saat ini ia mencari tambahan sampingan. Selain menjadi karyawan ia juga mengelola sebuah jasa optimasi website yang dikhususkan hanya untuk optimasi website jasa rental mobil bernama rentalsewamobil.net

Upah menurut tingkat pendidikan

Pada tahun ini BPS telah merilis rata-rata gaji perbulan karyawan di Indonesia menurut tingkat pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu determinan upah, dimana kecenderungan upah buruh meningkat seiring dengan tingginya pendidikan. Sudah dipastikan tingkat sarjana di Indonesia mendapatkan upah paling tinggi dibandingkan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Para sarjana di Indonesia mendapatkan rata-rata gaji perbulan sebanyak 4,8 juta. Dari strata satu hingga tiga. Selanjutnya pada tingkat diploma rata-rata mendapatkan upah dalam sebulan sekitar 3,4 juta rupiah. Di tingkat SMA akan mendapatkan upah sebesar 2,6 juta, lalu lulusan SMK beda tipis dengan SMA yaitu di angka 2,5 juta. Selanjutnya pada tingkat SMP akan menerima upah dalam sebulan 1,8 juta, pada tingkat SD dalam sebulan ia bekerja akan menerima gaji rata-rata sebesar 1,6 juta. Pada mereka yang tidak tamat di jenjang sekolah dasar, rata-rata akan mendapat upah 1,4 juta sedangkan yang tidak sekolah sama sekali dalam sebulan rata-rata akan mengantongi gaji sebesar 1,4 juta rupiah.

Rata-rata Gaji Bersih Sebulan Pegawai Menurut Pendidikan Terakhir pada 2016
Rata-rata Gaji Bersih Sebulan Pegawai Menurut Pendidikan Terakhir pada 2016

Di Indonesia mindset bahwa lulusan sekolah tinggi akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bergaji besar masih tertanam di masyarakat. Para orangtua ingin menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya agar kelak mudah mendapatkan kerja dan mendapat posisi yang mentereng. Begitupula hal yang dipikirkan oleh para siswa di sekolahan, bahwa dengan ijazah sarjananya ia akan mudah mencari pekerjaan.

Para pencari pekerjaan jumlahnya terus bertambah, jika Anda tidak memilki kemampuan yang lebih dibandingkan orang lain maka akan susah mendapatkan pekerjaan. Jika saat ini Anda sudah bekerja dan terus mengeluh tentang keadaan tempat kerja Anda karena digaji kecil. Bertahanlah, karena Anda masih beruntung dibandingkan yang lain. Di luar jutaan orang seperti Anda membutuhkan pekerjaan dan terlonta-lonta di jalanan. Dan setiap hari mengetuk pintu-pintu perusahaan untuk melamar kerja.

Laporan Khusus : 

  1. Perusahaan Startup Paling Nyaman Untuk Bekerja di Indonesia
  2. Perusahaan yang Paling Royal Belanja Iklan di TV
  3. Berapa Besar Pendapatan Setiap Bulan Karyawan di Indonesia?
Robit Mikrojul Huda